Geliat Pasar Dringu dan Bawang Merah Biru Lancor

Daerah Ekbis Trending Now

KataJatim.com – Probolinggo – Bawang merah menjadi komoditas pangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dan di masa pandemi ini dimana kebutuhan bawang merah dan ditengah lesunya ekonomi membuat aktivitas pertanian di komoditi bawang merah tidak seperti masa sebelum pandemic.

Sejak 3 hari lalu harga bawang merah di Pasar Bawang Merah Dringu, Kabupaten Probolinggo berangsur angsur mulai ada kenaikan harga, yakni sebelumnya pernah menyentuh kisaran dibawah Rp 10 ribu/kg. Padahal sebelumnya harga bawang merah sempat menyentuh Rp 30 ribu/kg di awal Januari 2021. Dan akhirnya berangsur-angsur turun Rp 23 ribu/kg, Rp 18 ribu/kg hingga dibawah Rp 10 ribu/kg.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Pasar Bawang Merah Dringu, Kabupaten Probolinggo, H Sutaman Efendi.

Anjloknya harga bawang ini dikarenakan lesunya permintaan di masa pandemi dan juga kebutuhan para pedagang akan kebutuhan ini masih belum normal.

Menurut Sutaman, pada bulan selain masa panen raya perputaran bawang merah di pasar Dringu ini, minimal 25 ton perhari. Sedangkan kalau masa panen raya bisa capai perputaran bawang merah bisa capai 250 ton per hari.

Panen Raya biasanya sekitar bulan Juli dan Agustus.

Dikatakannya bahwa pada masa hujan ini dan menjelang Lebaran kedepan, petani bawang merah di Probolinggo mulai menanam bawang merah maka kebutuhan akan bibit bawang merah meningkat.

“Masa tanam bawang merah ini kalau di musim hujan biasanya antara 50 sampai 60 hari, sedangkan di musim kemarau minimal 60 hari,” kata pria yang akrab dipanggil Aba Taman.

Adapun bibit bawang merah yang sangat diunggulkan dan bahkan bawang merah terbaik dengan rasa yang khas dan pedas kalau dikupas serta bentuk bulat dengan warna merah keunguan adalah sangat disukai pasar yakni jenis bawang merah biru lancor. Dan bibit ini sangat diminati oleh petani bawang local probolinggo bahkan petani dari nganjuk dan jawa tengah membeli bibit bawang merah biru lancor yang asli dari Dringu, Probolinggo ini, terang Aba Taman yang lahir 51 tahun lalu dan asli Probolinggo ini.

“Saya selain keseharian sebagai kepala pasar bawang merah Dringu juga memasarkan bawang merah melalui sosmed ke pedagang pedagang di jawa maupun luar jawa juga menawarkan bibit bawang merah biru lancor yang asli dari Probolinggo ini, karena ini bibit bawang merah ini bagus, dan kalau digoreng pun bibit ini tidak gosong serta rasanya gurih renyah,” kata pria yang memang lahir dari keluarga petani.

Kalau dilihat dari kebutuhan bibit per hektar, menurut Aba Taman, dibutuhkan satu ton per hektarnya. Dan cara tanamnya harus satu bibit ditanam lalu sudah barang tentu dengan perlakuan seperti bibit harus dikeringkan sampai 3 bulan dan diberi kapur. Dan setelah ditanam harus diliat cara pemupukan dan juga dijaga dari berbagai hama. Umbi yang baik dan agar bisa tumbuh bagus biasanya memiliki 4-5 umbi, ini bisa tumbuh dan bisa menghasilkan maksimal.

Hasil bisa bagus dalam musim hujan bisa menghasilkan 6 ton per hektar, namun kalau dalam musim kemarau apalagi di musim angin gending yang sejuk bisa hasilkan bawang merah sampai 15 ton per hektarnya, ujar Aba Taman yang 6 tahun lagi memasuki masa pensiun ini,

Untuk wilayah garapan petani bawang merah di kabupaten Probolinggo terbesar di wilayah Dringu, kedua Tiga Siwalan, ketiga Leces dan seterusnya.

Terkait pemasukan retribusi pemasukan 250 ribu per hari dari parkir di pelataran pasar, sedangkan untuk sewa bulanan stan atau kios juga menjadi andalan pendapatan di pasar Bawang Merah Dringu Kabupaten Probolinggo ini. al


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *