Panen Raya Semangka, Bupati Anas Ajak Garap Produk Turunan

Daerah Ekbis Trending Now

KataJatim.com – BANYUWANGI – Tidak hanya menjadi sentra produksi pangan, Banyuwangi juga menjadi penghasil beragam tanaman hortikultura, salah satunya semangka. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas pun berkesempatan melakukan panen raya semangka di Dusun Umbulharjo, Desa Bagorejo, Kecamatan Srono, Rabu (28/8/2019).

Luas lahan panen semangka di kawasan ini mencapai 135 hektar, dengan produksinya mencapai 20 ton per hektar. Semangka ini dipasarkan ke beberapa daerah daerah di Indonesia seperti Jakarta, Jawa Tengah, Jogjakarta, NTB, hingga Kalimantan.

“Kami senang para petani bisa mendapatkan hasil panen yang baik. Dengan panen ini menunjukkan kalau petani di sini telah bekerja keras untuk mandiri dan sejahtera,” kata Bupati Anas.

Saat ini di Banyuwangi terdapat sekitar 1.500 hektar lahan sawah yang ditanami semangka. Sentra semangka tersebar di beberapa kecamatan seperti Srono, Muncar, dan Banyuwangi Kota.

“Para petani perlu masuk ke sektor hilir, garap produk turunan semangka. Sebagian sudah melakukan, tapi perlu terus didorong. Misalnya dengan minuman olahan semangka, sehingga pendapatan yang diterima petani lebih baik,” ujarnya.

Ketua Kelompok Tani Dusun Umbulharjo, Suherman mengatakan wilayah Dusun Umbulharjo merupakan sentra tanaman buah semangka di Kecamatan Srono. Warga setempat telah mulai menanam semangka sejak tahun 1996.

“Saya bahkan sudah mulai tanam semangka tahun 1994 tapi waktu itu baru beberapa orang saja. Sekarang semangka menjadi tanaman utama yang ditanam oleh sebagain besar warga. Maka di sini hampir sepanjang tahun ada panen semangka,” ujarnya.

Dalam setahun, lanjut Suherman, petani bisa melakukan panen semangka sebanyak empat kali. Dalam sekali panen produksi yang dihasilkan perhektar mencapai 20 ton. Saat panen raya seperti ini harga perkilogramnya sebesar Rp1500/Kg.

“Dalam sekali panen, per hektarnya bisa menghasilkan sampai Rp30 juta dengan modal awal yang berkisar Rp15 juta. Bahkan pada panenan bulan Mei lalu, petani dapat harga Rp5000 per kilogram karena didaerah lain belum memasuki panen,” pungkas Suherman. (*)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *