KataJatim-Jakarta- Dalam Road to the 10th World Water Forum 2024, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelenggarakan workshop ke-4 terkait Pembiayaan Air Berkelanjutan bertajuk “Designing Global Water Fund Establishment” Senin (05/02) di Jakarta.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan PUPR, Koordinator Subtema Pembiayaan Air Berkelanjutan World Water Forum ke-10 Herry Trisaputra Zuna, menekankan pentingnya pendirian Global Water Fund merespons ketimpangan anggaran dan mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 6 yaitu pemenuhan akses air bersih dan sanitasi bagi semua tahun 2030.
“Saat ini, terdapat 2.2 miliar masyarakat di dunia tidak dapat mengakses air bersih. Global Water Fund diproyeksikan kebutuhan infrastruktur air, mitigasi krisis atau bencana terkait air, adaptasi perubahan iklim serta mekanisme pemantauan, menjadi langkah nyata mengatasi masalah air dunia,” ujar Herry.
Ia menyebut, pemerintah Indonesia membentuk Indonesian Water Fund (IWF) mendorong investasi dan penyediaan air bersih di seluruh Indonesia,IWF diperkirakan akan mengoperasikan pendanaan hingga 1 milyar USD untuk proyek air bersih,” tambahnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR dan Kepala Sekretariat Panitia Nasional Penyelenggara World Water Forum ke-10 Muhammad Zainal Fatah mengatakan, hasil diskusi terkait pembiayaan air berkelanjutan dan inisiasi Global Water Fund akan menjadi concept note yang dibawa dan dielaborasikan pada World Water Forum ke-10 di Bali, 18-25 Mei 2024.
Terkait upaya merancang arsitektur pembiayaan air dalam kerangka Global Water Fund, Direktur Pusat Pendanaan Iklim dan Kebijakan Multilateral, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan Republik Indonesia Boby Wahyu Hernawan mengatakan,penting belajar dari pengalaman Pandemic Fund dan Green Climate Fund.
“Merespons ancaman krisis air dengan pembangunan arsitektur pembiayaan global adalah langkah preventif yang tepat. Kesiapan dan mawas diri kunci. Pandemi mengajarkan kita bahwa biaya atas ketidaksiapan akan jauh lebih tinggi,” katanya.
Pembiayaan air berkelanjutan tentu membutuhkan dukungan negara-negara maju dan kelompok-kelompok filantropis memberikan dukungan jangka panjang. World Bank Global Lead for Water and Finance Jason Zhengrong Lu mengatakan, Selain kebutuhan untuk meningkatkan taraf ekonomi negara-negara yang membutuhkan, diperlukan juga komitmen jangka panjang dari negara donor dan filantropi agar pembiayaan air dapat berkelanjutan.
Pembicara dalam Diskusi Panel Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral, Kementerian Keuangan Boby Wahyu Hernawan, World Bank Global Lead for Water and Finance Jason Zhengrong Lu, Presiden Direktur PT Danareksa Yadi Jaya Ruchandi, CEO Moya Indonesia Holdings Mohamad Selim, serta ESG, Government and Infrastructure Leader, PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia Julian Smith.
Acara dihadiri Staf Khusus Menteri PUPR Firdaus Ali, Wakil Ketua Bidang I: Program dan Sesi World Water Forum ke-10 Arie Setiadi, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Bidang Maritim dan Investasi (Marves) Nani Hendiarti, Perwakilan dari PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI), serta jajaran Kementerian/Lembaga lainnya. nn