Budaya Seblang Banyuwangi Mantapkan Raih Medali Di Pimnas 2018

Nasional

KATAJATIM.COM | YOGYAKARTA – Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) tahun 2018 yang digelar di Universitas Negeri Yogyakarta secara resmi ditutup oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Prof. Ainun Na’im, Ph.D, M.B.A pada tanggal 02 September 2018 bertempat di Gedung Olah Raga. Jumlah PKM yang lolos pada Pimnas tahun ini sejumlah 440 proposal yang melibatkan 1.523 mahasiswa dari 136 PTN dan PTS seluruh Indonesia dan merebutkan juara untuk kategori presentasi PKM dan poster.

Tim Unesa yang berhasil memeroleh medali PKM terfavorit untuk kategori presentasi PKM-Penelitian Sosial Humaniora diketuai oleh Asha yang beranggotakan Kholid Mabruri, dan Nurul Komariah dibawah asuhan Ali Imron, S.Pd, MA. Adapun judul yang diusung adalah “Meretas Nilai Filosofis Ritual Seblang Banyuwangi Sebagai Strategi Cultural Resilience Menghadapi Globalisasi Budaya”

. 

Penelitian yang berlangsung selama 3 bulan serta mengambil lokasi di Desa Olehsari dan Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi ini, secara filosofis menghasilkan temuan menraik bahwa ritual Seblang mengajarkan meskipun saat ini merupakan era globalisasi dengan kemajuan teknologi, jangan pernah melupakan untuk selalu menjaga kelestarian dan keseimbangan alam. Artinya, terdapat hubungan yang logis antara manusia dengan alam. Apabila manusia menjaga keseimbangan alam, maka alam akan memberikan kesejahteraan bagi manusia. Namun, apabila manusia merusak alam, maka alam akan murka dan manusia akan mengalami kesengsaraan.

Ritual Seblang harus tetap dipertahankan keberadaanya sebagai identitas kultural dan sosial dalam rangka mewujudkan ketahanan budaya (cultural resilience). Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mewujudkan ketahanan budaya dari temuan penelitian, antara lain; Pertama, internalisasi melalui media pendidikan dalam muatan lokal berbasis kearifan lokal. Kedua, rebranding wisata budaya berbasis nilai filosofis Seblang dan menerbitkan buku Seblang. Ketiga, sinergi lintas sektor antara pemerintah desa, tokoh adat, dan pemuda desa (Karang Taruna dan Sanggar Tari). Keempat, transformasi ritual Seblang dalam kemasan menarik dan penawaran paket wisata Seblang.

Pada pagelaran pimnas kali ini Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berhasil mengantarkan 7 (tujuh) tim di ajang yg paling bergengsi. Tahun sebelumnya, Unesa membawa 6 (enam) tim. Koordinator Kontingen Pimnas Universitas Negeri Surabaya Dr. Anang Kistyanto, S.Sos., M.Si., mengatakan bahwa pada tahun ini ada 59 tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Unesa yang didanai oleh Kemenristek Dikti. Namun, setelah dilakukan monev eksternal Unesa meloloskan 7 (tujuh) tim untuk berlaga di Pimnas. Capaian tersebut sama dengan Universitas Airlangga (UNAIR) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang sama-sama meloloskan 7 (tujuh) tim. Imbuhnya.

Seusai penutupan Pimnas, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dan Alumni Unesa Dr. Ketut Prasetyo, MS. memberikan arahan kepada seluruh dosen pembimbing, official dan tim PKM di Gedung Olah Raga Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam sambutannya Ketut menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut serta dalam mensukseskan kontingen Pimnas Unesa. Selain itu, dosen jurusan geografi tersebut juga mengapresiasi atas capaian kontingen Unesa serta meminta maaf kepada seluruh kontingen manakala dalam memberikan pendampingan belum maksimal. 

“Mewakili segenap pimpinan Universitas Negeri Surabaya kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang turut serta mensukseskan Pimnas 2018. Kalian semua telah berjuang maksimal, jadikan ini semua menjadi sebuah pelajaran untuk lebih baik lagi semoga tahun depan kita juara. Saya juga meminta maaf jika dalam melakukan pendampingan belum maksimal”. Pungkasnya. Seusai memberikan arahan dilaksanakan foto bersama diatas podium. (arianto)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *