KataJatim.com – Denpasar – DPC GMNI Denpasar menyatakan kekecewaan pada DPRD Provinsi Bali. Sikap tersebut dinyatakan melalui aksi pengiriman surat dan video ucapan hari buruh langsung ke Sekretariat DPRD. Sikap itu berawal dari surat permohonan audiensi penyerahan kajian impor beras yang tidak kunjung direspon.
Ketua DPC GMNI Denpasar, I Putu Chandra Riantama menyampaikan bahwa surat permohonan audiensi sebelumnya bahkan sudah dikirim satu bulan yang lalu.
“Surat audiensi itu dimohonkan sebenarnya untuk kepentingan masyarakat, untuk penyerahan kajian menolak beras impor. Kajian itu sebelumnya telah melewati perjalanan panjang. Diskusi alot sering kami lakukan hingga menghasilkan sikap desakan langsung untuk Gubernur Bali, webinar mengenai impor beras dengan pemangku kepentingan juga telah kami laksanakan, sebulan yang lalu kajian kami telah rampung. Surat permohonan audiensi bahkan telah dikirim pada tanggal 5 April 2021, namun sekarang DPRD seolah2 buta dan tuli, tutup mata dan tutup telinga tidak kunjung merespon aspirasi kami”, Ujar Chandra dalam keterangannya Senin (3/5/2021).
Wakil Ketua Bidang Buruh Tani dan Nelayan DPC GMNI Denpasar, I Putu Edi Swastawan mengingatkan bahwa antara hari buruh dan polemik impor beras ini sangat erat kaitannya.
“Tentu saja sangat berhubungan. Ketika beras impor masuk, akan memberikan dampak pada buruh tani khususnya komoditas padi. Misalnya buruh penyosohan padi dan yang lainnya. Hal itu bahkan sudah dinyatakan langsung oleh yang terdampak, dan kami rangkum dalam video yang kami kirimkan. Jadi, video yang kami kirim itu sekaligus mewadahi aspirasi masyarakat langsung”.
Edi menambahkan, ini sebenarnya adalah pembuktian bagi DPRD Bali. “Kita harus lihat kedepan, sebenarnya DPRD sedang diuji. Apakah benar DPRD kita yang terhormat ini memihak pada masyarakat, mampu jadi penyalur aspirasi masyarakat. Lambatnya respon pada permohonan audiensi kami sebenarnya sudah menjadi alarm bagi kita. Syukur-syukur video yang kami kirim benar-benar ditonton, agar dewan tidak lupa membela rakyat kecil dan mewujudkan Indonesia berdaulat, adil, dan makmur. Tegas Edi.