KataJatim.com – Probolinggo para petani bawang merah mulai berjatuhan merugi akibat tanaman diserang ulat dan virus, belum lagi karena iklim akibat anomali cuaca yang tidak menentu.
Ini berdampak pada produktivitas para petani yakni menurunnya hasil panen bawang merah kali ini yang dirasa sangat merosot tajam jika dibandingkan tahun lalu, kata H Sutarman Kepala Pasar Dringu yang juga petani bawang.
Dikatakannya bahwa musim panen kali ini per hektar panen hanya 5-6 ton padahal tahun lalu produktivitas sampai diatas 10 ton sampai bahkan 15 ton per hektar.
Hal ini berdampak pada berkurangnya petani untuk menanam bawang merah pada musim tanam berikut.
“Bagaimana bisa menanam modal, kalau asumsi modal untuk bibit yang baus aja per hektar 30 juta belum biaya operasional tanam dan pupuk juga obat obatan bisa mencapai 90 juta per hektar. Kalau hasil panen per hektar hanya bekisar 5-6 hektar maka petani bawang akan merugi. juga panen kali ini bawang merahnya sebagaian tidak bisa tumbuh besar,” terang H Sutarman.
Namun harga sudah 5 hari ini agak kedongkrak karena ada peningkatan pasar. yang sebelumnya harga kuraang dari 10 ribu tapi kali ini bisa diatas 20 ribu yang tanggung besar.
Menurutnya, mengenai hiruk pikuk transaksi di pasar dringu juga sekarang hanya 50 sampai 70 ton pada awal musim panen bulan Juni yang tidak seramai tahun talu bisa diatas 100 ton per hari. dan akan klimaks panen bawang pada bulan agustus mendatang.