Anak-anak Muda Harus Dibimbing Dalam Pendidikan Demokrasi

Pendidikan & Kesehatan Politik & Pemerintahan

SURABAYA – Pentingnya membaca kondisi kebangsaan terutama khususnya di Jawa Timur, mengingat konflik ideologi dan fisik semakin menjalar di nusantara.

Rakyat surabaya penuh dengan kenangan dan sejarah, pahlawan dan para pendahulu menjadi contoh keberhasilan arek-arek suroboyo memberangus penjajah dan kejahatan secara berkala.

“Dengan keistimewaan perilaku arek-arek Suroboyo, peredaman konflik yang terjadi bisa dibendung oleh kami, karena semangat kepemimpinan dan jiwa berkebudaayanlah yang mampu mencegah konflik.

Mari kita rayakan menjadi Indonesia kembali, dengan merenda Aksara Nusantara. Mengingat, sedikit lagi kita menyambut tahun politik 2019, perlu kita dorong untuk menyongsong kepemimpinan nasional yang berbudaya,” ujar Sabron Dodong Malioboro (Majelis Pertimbangan Dewan Kesenian Jatim) dalam sambutannya di Pendopo Taman Budaya, Gentengkali 85, Surabaya.

“Sebenarnya acara ini bertujuan untuk merekatkan suatu kenegarawanan, pasca pusaran politik terbesar pilkada serentak 2018. Menjadi momentum indah bagi seluruh komponen masyarakat untuk menciptakan kembali suatu kerukunan dan berkedewasaan politik.

Apalagi kita sudah menikmati hasil demokrasi serentak yang khususnya di pilgub jawa timur, menjadi ajang rekonsiliasi bahagia untuk kubu Gus Ipul dan Khofifah. Sebagai tengah-tengahnya, perlu ada gerakan kemakmurannya Pakde Karwo sebagai Gubernur Jatim saat ini.” Tegas Taufik Monyong (Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur) saat diwawancarai usai acara di ruangannya.

“Di sisi lain, kebijakan dan pekerjaan turun langsung di lapangan oleh Pakde Karwo dan Pemprov Jatim sudah menemui hasil yang signifikan. Baik itu segi pembangunan, kualitas percepatan SDM, kesejahteraan, dan mampu mengawali sistem perdagangan internasional dari produk Jatim untuk luar negeri.” Imbuhnya

“Sebagi penyambutan kita dalam menghadapi pilpres 2019, anak-anak muda harus diberi kesempatan untuk melaju dan mendorong kesadaran politik, cerdas berpolitik, dan melatih pertanggungjawaban politik. Itu semua manfaatnya untuk memiliki rasa dan jiwa nasionalisme pada tanah air.

Masih dengan mantan Aktivis Unesa tersebut, fenomena ganti presiden atau tetap presiden haruslah kita benahi bersama-sama, janganlah berbuat praktek yang membuat citra pendidikan demokrasi kita di contoh anak-anak muda belia kini. Sebagaimana kita harus menempatkan posisi berdemokrasi untuk kepentingan semua rakyat Indonesia.” Tutupnya.

Red : Arianto


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *