KataJatim.com – BANYUWANGI – Guna meningkatkan kapasitasnya, kepala desa (kades) di Banyuwangi mengikuti training Emotional Spiritual Quotient (ESQ). Pelatihan yang diikuti 189 kades se-Banyuwangi ini dilaksanakan selama dua hari, dari 19-20 Desember 2019.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa pelatihan ini digelar untuk membekali para kades dalam melaksanakan tugasnya. Lewat pelatihan ini, kades dikuatkan mental dan spiritulnya. Mereka diajak untuk berkontemplasi, introspeksi diri, memahami tugas dan kewajibannya sebagai pemimpin.
“Lewat pelatihan ini, kami berharap para kades memiliki mental yang hebat. Nilai-nilai positif yang ada dalam diri bisa dimunculkan sehingga dalam mengemban tugasnya akan amanah,” kata Anas saat dihubungi, Sabtu (21/12/2019).
Anas mengaku sengaja menggelar pelatihan ini untuk kades guna meng-up grade kapasitas para kades lewat pengembangan mental dan spiritual.
“Ini termasuk pelatihan yang disarankan. Kami ingin para kades ini memiliki mental yang sama dengan mental yang dimiliki para profesional. Para kades memiliki disiplin tinggi, jujur dan percaya diri. Semoga usai mengikuti pelatihan ini semua kepala desa menjadi pribadi yang hebat agar bisa melahirkan kebijakan yang hebat pula,” kata Anas.
ESQ ini menuntun peserta untuk membangkitkan 7 nilai dasar yang ada di dalam diri manusia, yaitu jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil dan peduli.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Banyuwangi, Kusiyadi mengatakan kegiatan ini diikuti 189 kades.
“Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan memperkuat karakter kades, sehingga tercipta pemimpin desa yang ideal. Juga sebagai sarana bagi kades untuk meningkatkan rasa syukur, sehingga lebih bersemangat dan lebih ikhlas dalam menjalankan tugasnya,” ujar Kusiyadi.
Ditambahkan dia, ada sejumlah target kinerja yang harus dikejar para kades. Mulai dari pengelolaan sampah, rantang kasih, optimalisasi smart kampung, serta pemberdayaan masyarakat.
“Kami juga meminta setiap desa untuk kembali menghidupkan aktivitas olahraga dna kesenian lokal di setiap kampung,” pungkas Kusiyadi. (*)