Pemulihan pascabencana di Sulawesi Tengah terus berlanjut, salah satunya dengan pembangunan kompleks Hunian Nyaman Terpadu atau Integrated Community Shelter (ICS). Pembangunan kompleks ICS ke-12 di Sigi merupakan buah kolaborasi kemanusiaan antara ACT, Asia Pacific Alliance For Disaster Management atau APAD, serta Korea International Cooperation Agency (KOICA).
KataJatim.com – SIGI – Bencana gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi yang melanda Palu, Sigi dan Donggala di Sulawesi Tengah pada September 2018 lalu masih menyisakan duka. Banyak masyarakat menempati rumah mereka yang tak layak huni karena rusak parah. Tak sedikit juga yang masih bertahan di bawah tenda pengungsian karena rumahnya hancur dan rata dengan tanah.
Melihat kondisi itu, Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang sejak awal masa pemulihan membangun kompleks Hunian Nyaman Terpadu atau Integrated Community Shelter (ICS) kini terus melanjutkan pembangunan. Setelah menyelesaikan 11 kompleks, ACT kembali membangun satu kompleks ICS.
Kepala ACT Sulteng Nurmarjani Loulembah atau yang akrab disapa Nani mengatakan, Hunian Nyaman Terpadu ini dibangun mengingat masih banyaknya penyintas gempa yang membutuhkan tempat tinggal layak huni. Di Sigi khususnya, masyarakat tinggal di rumah yang hancur setelah gempa. Rumah ini rawan roboh karena belum mendapatkan renovasi.
“Mereka tak memiliki biaya untuk renovasi rumah, bahkan masih banyak yang tinggal di bawah tenda pengungsian sampai sekarang,” ungkap Nani saat hadir di acara peletakan batu pertama pembangunan ICS ke-12 di Sigi, Selasa (26/6).
Pembangunan kompleks ICS ke-12 tersebut merupakan buah kolaborasi kemanusiaan antara ACT, Asia Pacific Alliance For Disaster Management atau APAD, serta Korea International Cooperation Agency (KOICA). ICS yang berlokasi di Desa Mpanau, Kecamatan Sigi Biromaru di Kabupaten Sigi ini terdiri dari 96 unit rumah untuk 96 kepala keluarga.
Direktur Departemen Multi Koperasi dan Dukungan Kemanusiaan KOICA Kim Byeong Kwan mengatakan, pihaknya sangat mendukung berdirinya Hunian Nyaman Terpadu. Adanya tempat tinggal yang layak dapat mempercepat proses pemulihan masyarakat yang terdampak bencana di Sulteng.
Acara peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan ICS turut dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Sigi Muhammad Basir. Basir mengatakan, pascagempa, perekonomian Sigi perlahan pulih dan bangkit. Percepatan pemulihan tak lepas dari peran banyak pihak, termasuk ACT yang melakukan banyak program kemanusiaan sejak masa tanggap darurat hingga kini di Kabupaten Sigi.
“Walau perlahan pulih, kebutuhan tempat tinggal yang layak masih menjadi permasalahan besar. Selain itu air bersih juga masih sulit didapatkan masyarakat setelah bencana besar September lalu itu melanda, terlebih kini bersiap memasuki musim kemarau. Terima kasih kepada ACT yang terus mendampingi Sulteng, khususnya Sigi hingga hari ini di masa pembangunan kembali,” ungkap Basir.
Pembangunan kompleks ICS ini diperkirakan memakan waktu 25 hari sejak peletakan batu pertama. Nantinya, kompleks ACS akan dilengkapi dengan fasilitas umum seperti masjid, dapur umum, gudang, fasilitas kebersihan, fasilitas kesehatan, serta taman bermain anak.(aa/rls)