KataJatim.com – Banyuwangi – Walikota Tarakan Kalimantan Utara, dr. Khairul, berkunjung ke Banyuwangi. Walikota yang baru enam bulan dilantik itu datang bersama jajarannya untuk memperluas wawasan tentang berbagai program inovasi yang dikembangkan di Banyuwangi.
Walikota Khairul mengatakan, sebagai walikota yang baru menjabat, pihaknya masih terus belajar dari daerah lain yang dinilai memiliki keunggulan. Kali ini, Banyuwangi menjadi jujugan benchmarking-nya bersama rombongan lantaran daerah ini memiliki beragam inovasi yang terbukti mampu membawa banyak perubahan positif.
“Nama Banyuwangi sudah harum kemana-mana. Dengan berbagai inovasi yang dikembangkan, Banyuwangi ini mampu menggondol banyak prestasi. Inilah alasan kami datang kemari untuk belajar banyak hal,” kata Khairul.
Sejumlah inovasi yang ingin dipelajari rombongan walikota ini antara lain, tata kelola keuangan dan pelayanan publik. Mulai dari sistem pelayanan publik satu pintu, transparansi pengelolaan keuangan desa e-village budgetting, hingga sistem untuk mengontrol progres pembangunan fisik di tingkat desa e-monitoring system.
“Apa yang kami lihat di sini akan kami adopsi dan modifikasi sesuai kondisi di Tarakan,” tegasnya.
Selain itu, Khairul juga ingin belajar strategi pengembangan pariwisata untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) nya. Khairul mengaku penasaran bagaimana Banyuwangi mengemas potensi daerahnya menjadi sebuah atraksi pariwisata yang menarik wisatawan.
“Sebagai sumber PAD, selain minyak dan gas bumi, saat ini kami mulai mengembangkan produk unggulan lain, seperti pariwisata. Makanya kami belajar ke Banyuwangi yang kita tahu progress kunjungan wisatawannya sangat luar biasa,” pungkasnya.
Kehadiran Khairul dan jajarannya ini, didampingi Kepala Perwakilan BI Kalimantan Utara, Hendik Sudaryanto. Kunjungan ini merupakan sinergi antara Kantor BI perwakilan Kalimantan Utara bersama pemkot Tarakan.
“Ini adalah penerapan capacity building yang menjadi tugas BI untuk berperan sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam pengembangan ekonomi,” kata Hendik.
Rombongan ini tiba di Banyuwangi pada Senin (16/9/2019) dan disambut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Pendopo kabupaten, Selasa (17/9/2019). Selama dua hari di Bumi Blambangan, mereka berkeliling mengunjungi sejumlah tempat pelayanan publik, seperti lounge pelayanan publik dan mal pelayanan publik. Mereka juga sempat mampir ke Sanggar Genjah Arum di Desa Adat Kemiren, Kecamatan Glagah. Di tempat itu, mereka mencicipi kopi Osing Banyuwangi yang terkenal dengan cita rasanya yang khas.
Sementara itu, Bupati Anas menyampaikan banyaknya daerah yang datang ke Banyuwangi, bukan berarti Banyuwangi lebih unggul.
“Sebenarnya, Banyuwangi sendiri masih terus berbenah ditengah banyak keterbatasan yang kami miliki. Terimakasih kepada daerah-daerah yang telah menjadikan Banyuwangi sebagai jujugan benchmarking, mudah-mudahan bisa mendapatkan ilmu seperti yang diharapkan,” kata Anas.
Anas menjelaskan, di bidang pelayanan publik, Banyuwangi telah memiliki mal pelayanan publik yang melayani 203 jenis pelayanan dalam satu atap. Baik dari instansi pemerintah maupun instansi vertikal. Diantaranya, BPOM, Kantor Kementerian Agama, PLN, dan Imigrasi. “Alhamdullah, Mal PP mendapat sambutan baik dari masyarakat dan diapresiasi positif oleh banyak pihak karena dapat memudahkan warga dalam mengurus surat dan perijinannya,” kata Anas.
Di bidang pariwisata, Banyuwangi memadukan potensi alam dan budaya menjadi sebuah atraksi menarik dalam balutan festival. Sepanjang tahun, Banyuwangi menggelar puluhan event pariwisata yang dikemas dalam agenda Banyuwangi Festival.
“Selain atraksi, dalam beberapa tahun terakhir kami juga gencar menata lansekap dan arsitektur perkotaan. Kami melibatkan arsitek terkemuka Indonesia dalam membangun gedung-gedung pemerintah maupun swasta, sehingga setiap bangunan di daerah ini juga bisa menjadi destinasi bagi wisatawan,” pungkasnya. (*)