Keterangan foto: KUNJUNGAN – Ketua Stispol Wira Bhakti Denpasar, Prof. Dr. Wayan Windia (kanan) saat menerima kunjungan Prof. Yasna Singh di kampus setempat.
KataJatim.com – Denpasar – Eksistensi museum sebagai salah satu objek wisata sekaligus media edukasi bagi generasi bangsa tidak diragukan lagi. Hal inilah yang mendorong warga negara Denmark, Prof. Yasna Singh merancang pendirian museum etnografi di Bali.
Ketua Stispol Wira Bhakti Denpasar, Prof. Dr. Wayan Windia didampingi Kapuslit P3M Cok Istri Mas Kusumaningrat, S.S., M.Hum., Kamis (4/2) mengatakan, Prof Yasna Singh berkunjung ke Stispol Wira Bhakti di Jalan Cempaka 6 Denpasar baru-baru ini dan menyampaikan keinginannya untuk mendirikan museum etnografi. Museum itu rencananya didirikan di Jimbaran berdekatan dengan Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan bekerja sama dengan UNESCO.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Yasna Singh meminta Ketua Stispol Wira Bhakti untuk bekerja sama dalam timnya, khususnya dalam memberikan pencerahan tentang subak. Museum etnografi yang dirancang itu akan bekerja sama dengan Museum Bali dan Museum Subak.
“Kita memberikan dukungan penuh terhadap rencana pendirian museum etnografi tersebut. Mudah-mudahan dengan berdirinya museum tersebut apresiasi terhadap diorama kebudayaan bangsa meningkat,” katanya.
Di samping itu, kata Prof. Windia, museum etnografi tersebut sangat berpotensi sebagai objek wisata edukatif. Museum adalah adalah pengawal warisan budaya, di mana warisan budaya itu juga dapat dipamerkan kepada masyarakat.
“Museum ini sangat kental dengan sajian wisata yang edukatif. Para pengunjung ditawarkan untuk berwisata sekaligus memperoleh banyak ilmu pengetahuan tentang budaya dan sejarah yang ada pada museum. Museum sebagai objek wisata edukatif sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya generasi muda,” katanya. *