Katajatim.com – Probolinggo -Pondok Pesantren Nurul Huda Al Bashori di Desa Muneng Kidul Kecamatan Sumberasih mengembangkan buah tin menjadi beberapa produk olahan. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan buah tin yang ditanam di lingkungan pesantren sejak tahun 2004 silam.
Pengolahan buah tin sendiri melibatkan sejumlah santri yang ada di pondok pesantren sebagai upaya untuk memberikan bekal ketrampilan. Sehingga santri tidak hanya diberikan pelajaran agama saja.
Hingga saat ini, pemasaran produk olahan buah tin yang dikembangkan oleh Pondok Pesantren Nurul Huda Al Bashori ini sudah merambah beberapa supermarket yang ada di wilayah Kabupaten dan Kota Probolinggo.
Untuk mengetahui perkembangan dari produk olahan buah tin tersebut, Camat Sumberasih Mudjito bersama jajaran Forkopimka dan Kasi Perekonomian dan Pembangunan Kecamatan Sumberasih Erna Dewi Ninuk Setiawati melakukan monitoring dan pembinaan ke Pondok Pesantren Nurul Huda Al Bashori. Kedatangannya langsung disambut oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Al Bashori H Abdul Madjid.
Dalam kesempatan tersebut, Camat Sumberasih Mudjito dan Forkopimka melihat-lihat dari dekat beberapa produk olahan buah tin yang sudah dihasilkan. Serta meninjau pohon buah tin yang ditanam di sawah lingkungan pondok pesantren.
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Al Bashori H Abdul Madjid selaku pencetus olahan buah tin ini mengungkapkan bahwa asal usul produk olahan buah tin ini berawal ketika adikknya yang mondok di Yaman pulang dan membawa pohon buah tin sepanjang satu jengkal sebanyak 2 buah pada tahun 2004 silam.
“Saat itu langsung saya tanam di depan dapur, tetapi satu mati dan satu lagi hidup. Alhamdulillah, dari situ akhirnya saya kembangkan sampai seperti ini. Hingga saat ini saya budidayakan di sekitar pondok dan sawah,” ujarnya.
Dari hasil buah tin tersebut jelas Abdul Madjid, pihaknya mengolahnya menjadi berbagai produk olahan buah tin. Sementara ini produknya ada dua berupa minuman segar dan camilan seperti kurman.
“Untuk pemasarannya hingga saat ini tidak ada kendala. Produk olahan buah tin ini sudah masuk ke beberapa supermarket yang ada di Kota dan Kabupaten Probolinggo. Prospek pemasarannya sangat luar biasa. Bahkan kami berencana akan menjalin kerja sama dengan Basmalah Sidogiri yang mempunyai banyak cabang di Jawa Timur,” jelasnya.
Terkait dengan permodalan, Abdul Madjid mengaku tidak ada permasalahan apapun. Kendalanya hanya pada musim hujan yang buahnya rontok sebelum tua. Terutama jika ditanam di sawah yang baik airnya.
“Buah tin ini tidak senang banyak air, sehingga kalau di sawah biasanya buahnya banyak yang rontok dan daunnya kering. Tetapi kalau musim kemarau buahnya bagus. Insya Allah setelah bulan Syawal ini buahnya bagus,” tegasnya.
Abdul Madjid mengharapkan dorongan dan support dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo agar ke depannya pengembangan buah tin ini akan lebih baik dan lebih semangat lagi. Sebab di Kabupaten Probolinggo, buah tin ini baru dikembangkan di Desa Muneng Kidul Kecamatan Sumberasih.
“Alhamdulillah, selama ini yang mengelola adalah santri sendiri. Disini santri tidak hanya diajari kitab saja, tetapi juga UMKM, bisnis, koperasi, pertanian hingga mengelola produk olahan buah tin,” tambahnya.
Sementara Camat Sumberasih Mudjito mengaku sangat bersyukur karena Pondok Pesantren Nurul Huda Al Bashori di Desa Muneng Kidul Kecamatan Sumberasih tidak hanya fokus membekali santrinya dengan ilmu agama saja, tetapi juga beragam olahan buah tin.
“Alhamdulillah, disini santri diajari untuk membuat olahan buah tin menjadi minuman kemasan dan camilan yang dikemas seperti kurma. Saya sangat berterima kasih, karena salah satu pondok pesantren di Kecamatan Sumberasih mampu membuat produk olahan buah tin dengan biaya mandiri,” katanya.
Mudjito mengaku kagum karena di Pondok Pesantren Nurul Huda Al Bashori ini santri tidak hanya diberi pelajaran agama dan mengaji saja, namun juga diberdayakan untuk membuat dan mengemas produk olahan buah tin. “Untuk bahan bakunya, pihak pondok pesantren sudah mengembangkan pohon buah tin sendiri di lingkungan pondok pesantren,” terangnya.
Menurut Mudjito, kemasan dan pemberdayaan dari produk olahan buah tin ini sudah dilakukan dengan baik. Harapan dari Pemerintah Kecamatan Sumberasih bagaimana ke depan bisa lebih baik mulai dari kemasan, olahan dan penanaman pohon buah tinnya.
“Supaya produk olahan buah tin ini bisa dikenal secara luas oleh masyarakat, tentunya kami menjalin kerja sama dengan Dinas Kominfo yang merupakan perwakilan dari Kabupaten Probolinggo. Bagaimana kalau ada masyarakat yang memiliki potensi harus dibantu untuk disampaikan dan diinformasikan ke masyarakat luas,” jelasnya.
Mudjito mengharapkan semoga produk olahan buah tin ini ke depan lebih baik dan berkembang. Karena manfaatnya juga sangat baik untuk kesehatan tubuh. “Saya menghimbau kepada masyarakat yang mempunyai produk-produk olahan agar dikembangkan dengan baik. Tugas kami bagaimana memberikan motivasi dan pembinaan agar produk yang diolah atau dikelola berjalan dengan lancar dan berkembang ke depan,” pungkasnya. (SR)