Katajatim – Probolinggo-Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo Drs HA Timbul Prihanjoko membuka sosialisasi perencanaan areal tembakau musim tanam tahun 2023 yang digelar oleh Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo di Auditorium Madakaripura Kantor Bupati Probolinggo, Rabu (10/5/2023).
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 700 orang terdiri dari anggota DPRD, OPD terkait, Camat dan Forkopimka di 9 (sembilan) kecamatan, Kepala BPP dan PPL, tokoh masyarakat, pimpinan gudang tembakau, kepala desa, blandang tembakau dan kelompok tani di 9 (sembilan) kecamatan.
Sosialisasi perencanaan areal tembakau musim tanam tahun 2023 ini dihadiri oleh anggota DPRD Kabupaten Probolinggo M. Yasin, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Probolinggo Yahyadi, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo Mudzakkir serta narasumber dari Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (Balittas) dan BMKG.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 700 orang terdiri dari anggota DPRD, OPD terkait, Camat dan Forkopimka di 9 (sembilan) kecamatan, Kepala BPP dan PPL, tokoh masyarakat, pimpinan gudang tembakau, kepala desa, blandang tembakau dan kelompok tani di 9 (sembilan) kecamatan.
Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Mahbub Zunaidi menyampaikan kegiatan ini dimakudkan agar alokasi areal yang telah disepakati dapat segera disosialisasikan kepada masyarakat petani dan penanaman hanya dilaksanakan pada areal potensi tembakau yang telah dialokasikan sesuai agroklimat.
“Tujuannya untuk mencegah bertambahnya areal tembakau sehingga tidak terjadi kelebihan produksi serta mengantisipasi/mengurangi permasalahan pemasaran tembakau yang terjadi akibat kelebihan produksi,” ujarnya.
Sementara Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo Drs HA Timbul Prihanjoko mengatakan perkembangan komoditas tembakau di Kabupaten Probolinggo saat ini perlu dibahas bersama mengingat keberadaannya menjadi sandaran hajat hidup masyarakat Kabupaten Probolinggo baik petani, pengrajang tembakau, buruh tani, pengusaha rokok, pedagang perantara/blandang maupun para pekerja gudang.
“Pada pertemuan kali ini, perlu kita bahas bersama mengenai perencanaan areal tanaman yang sangat penting dalam menyerasikan kebutuhan gudang dengan produksi tembakau agar tidak terjadi kelebihan areal produksi yang berimbas pada kelebihan produksi (over produksi) yang mengakibatkan penurunan harga tembakau,” katanya.
Wabup Timbul menjelaskan rencana areal tanam tembakau musim tanam tahun 2023 seluas 9.549 ha dengan asumsi rata-rata produktivitas 1,3 ton/ha sehingga diperkirakan produksi tembakau Paiton VO sebesar 12.414 ton. Dari produksi tersebut bisa terserap oleh gudang-gudang tembakau yang ada di Kabupaten Probolinggo.
“Realisasi areal tanam tembakau Paiton VO pada tahun 2022 sebesar 6,845 ha. Adapun produksinya 10.594 ton dengan kisaran harga Rp 40.000 sampai dengan Rp 52.000 di tingkat petani,” jelasnya.
Dari pertimbangan rencana alokasi areal tingkat kabupaten tersebut terang Wabup Timbul, telah disusun rencana alokasi areal per kecamatan atas dasar potensi masing-masing wilayah mengacu pada realisasi tahun sebelumnya, target pembelian gudang dan kemungkinan adanya budidaya tanaman alternatif.
“Oleh karena itulah pertanaman tembakau di Kabupaten Probolinggo musim tanam tahun 2023 tetap direncanakan di sembilan kecamatan potensial tembakau yakni Paiton, Pakuniran, Kotaanyar, Besuk, Kraksaan, Krejengan, Gading, Maron dan Pajarakan,” terangnya.
Wabup Timbul mengharapkan para Camat, Kepala Desa, Koordinator PPL dan PPL untuk mensosialisasikan alokasi areal tersebut kepada masyarakat. Bagi kecamatan dan desa yang mendapat rencana alokasi areal tembakau agar disosialisasikan kepada masyarakat sehingga realisasi penanaman sesuai dengan alokasi areal yang telah direncanakan.
“Dengan demikian diharapkan produksi tembakau yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan gudang tembakau, baik jumlah maupun mutunya dan tentunya pada akhirnya akan membantu mengurangi permasalahan pada saat pemasarannya nanti. Bagi kecamatan dan desa yang tidak termasuk rencana alokasi areal tembakau, juga harus disosialisasikan agar masyarakat tidak ikut-ikutan menanam tembakau sehingga kualitas tembakau Paiton VO tetap terjaga,” pungkasnya.(Syahrony)