Katajatim-Probolinggo-Akses jalan di tutup total oleh warga Kelurahan Sidomukti Kecamatan Kraksaan dan Desa Widoro Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo.
Penutupan akses jalan untuk armada pengankut tanah urug tol oleh puluhan warga dari dua desa ini di karnakan warga geram dengan adanya lalu lalang armada jika melintasi wilayah ini dengan kecepatan melebihi batas juga menyebabkan infrastruktur jalan di daerah ini semakin rusak parah.
Himbauan plang penutupan ini dilakukan sejak hari senin 2 oktober 2023 pukul, dihari itu juga sempat di adakan mediasi di kantor Kelurahan Sidomukti yang di hadiri Muspika Kecamatan Kraksaan, Dinas PUPR, Dishub, Jasamarga, PT Abibraya.
Hasil dari mediasi di kantor kelurahan pada hari itu rencananya akan disepakati, untuk memenui permintaan warga sampai batas waktu pada hari selasa 3 oktober 2023 pukul 12:00. Namun sampai saat waktu kesepakatan yang telah di tentukan dari semua pihak tidak ada keputusan yang di penuhinya.
Hari selasa 3 oktober 2023 pukul 12:00 wib warga dari dua Desa kembali menutup akses jalan ini dengan tidak ada kesepakatan yang bisa di nego lagi dengan menutup total untuk armada pengangkut tanah urukan ke akses jalan tol.
Saat tim media Trabas konfermasi kepada
Zainal warga Desa Widoro Kecamatan Krejengan mengatakan di lokasi blokade jalan, “kami merasa keberatan dengan melintas nya dump truk pengangkut material proyek strategis Nasional, karena dari awal tidak ada konfirmasi atau itikad baik nya dari pihak tol itu sendiri, kita yang kenak imbas nya, permintaan dari warga sana, alat berat sudah tidak di perbolehkan termasuk damp truk dalam artian di tutup total, Jadi kami mohon maaf, cari jalan yang lain sudah, untuk pihak tol dan pihak pihak terkait kami mohon maaf. Karena dari awal tidak ada konfirmasi dan itikad baik nya atas kerusakan jalan yang di akibatkan oleh damp truk. Sampai sampai warga memperbaiki sendiri jalan yang ambles, karena aliran air nya tersumbat. “Jelas nya.
Lebih lanjut di lokasi yang sama, kata warga Sidomukti Kecamatan Kraksaan Yosep, sebagai ketua RW. Mengatakan. “Ini solidaritas dari warga, warga awal nya sudah memberikan toleransi terhadap dump truk yang melintas. Kemaren kita memang sudah menutup, cuman kemaren kita sudah melakukan mediasi di kantor Desa yang di hadiri oleh semua pihak terkait. Sehingga kami memutuskan menunggu hasil mediasi selama 24 jam.
Lebih lanjut kata Yosep, karena sampai saat ini tidak ada konfirmasi terhadap kami, dengan sangat terpaksa kami tutup total. Maka dari itu kami mohon maaf, karena tidak ada kometmen dari pihak tol itu sendiri. Saya sebagai ketua RW saya yang di serbu oleh masyarakat. Permintaan masyarakat tidak muluk muluk, tidak minta beras. Masyarakat meminta perbaiki jalan jalan yang rusak. “Jelas nya. (him)