Ekbis Gaya Hidup Hukum & kriminal Politik & Pemerintahan Teknologi Trending Now

KataJakarta-Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, peningkatan literasi dan inklusi kepada perempuan dapat menambah kemampuan daya tahan seisi keluarga terutama dari tawaran-tawaran yang muncul di saluran komunikasi digital, “Digitalisasi bisa berdampak merugikan dan tidak diinginkan bagi bangsa dan negara,kita sering mendengar investasi bodong, dan bagaimana pengaruh judi online dan lainnya Ini bisa dikatakan anak haram dari digital tech,” kata Mahendra.

Hal itu ia tandaskan dalam Edukasi Keuangan BUNDAKU (Ibu, Anak, dan Keluarga Cakap Keuangan) dengan tema “Ibu Cerdas Keuangan, Mewujudkan Keluarga Sejahtera” Selasa ( 24/6 ) di Jakarta, dihadiri pula Menteri Keuangan Sri Mulyani,Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi.

Digitalisasi tegas Mahendra, dalam sektor komunikasi beserta dampaknya hal yang tidak bisa dihindarkan sehingga diperlukan upaya meningkatkan daya tahan keluarga melalui peningkatan literasi keuangan Ibu, “Kami siap mendukung semua program terkait literasi keuangan khusus menjadikan BUNDAKU sebagai basis bagi kita melebarkan dan memasyarakatkan secara masif program literasi bagi seluruh bangsa dan negara kita,” katanya.

Ia menyebut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Pemerintah terus berupaya meningkatkan literasi keuangan masyarakat termasuk melalui kalangan perempuan yang berperan penting dalam keluarga dan negara. Peningkatan literasi keuangan kepada perempuan diharapkan berkontribusi mendorong kesejahteraan masyarakat termasuk mendorong perekonomian negara.

Dari hasil berbagai literasi keuangan digelar OJK bersama sejumlah pihak sudah terlihat adanya peningkatan literasi keuangan khususnya di kalangan perempuan.Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2023 memperlihatkan data, berdasarkan gender, tingkat literasi perempuan adalah sebesar 67 persen, sementara laki-laki sebesar 64 persen. Sementara itu, tingkat inklusi keuangan perempuan adalah sebesar 76 persen, dan laki-laki pada angka 74 persen.

Pada sesi Leader’s Insight,Sri Mulyani menandaskan, tentang pentingnya keterlibatan perempuan dalam pengembangan sosial dan ekonomi.Ia juga membahas beberapa poin penting seperti pemberdayaan perempuan melalui literasi dan inklusi keuangan dalam konteks pembangunan ekonomi dan sosial serta tantangan dalam peningkatan akses keuangan bagi perempuan.

“Masyarakat perlu bekerja dan maju bersama.Instrumen apapun kita miliki terus promote kemajuan perempuan karena memberikan dampak ke generasi mendatang, Ibu-ibu yang hari ini diwisuda, tolong ilmunya disebarkan seluas dan sebanyak mungkin karena ilmu itu seperti cinta, semakin disebar semakin bertambah banyak,” tambah Sri Mulyani.

Menurutnya, perempuan diberikan akses jadi literate mampu mencari informasi dari sekolah serta melalui interaksi sosial sehingga mampu mendidik anaknya dan menciptakan peradaban yang lebih baik termasuk membangun perekonomian bangsa.

Friderica mengatakan, perempuan merupakan segmen prioritas literasi dan edukasi keuangan dilakukan OJK untuk para perempuan menjadi duta-duta literasi keuangan di masyarakat, “ Kita percaya seorang ibu yang terliterasi,ia pasti akan mengedukasi anak-anaknya dan juga keluarga kemudian mereka menjadi melek keuangan dapat memanfaatkan produk dan jasa keuangan meningkatkan kesejahteraannya,” kata Friderica.

Dalam acara ditandatangani komitmen bersama dan penyematan pin Bundaku Cakap Keuangan kepada seluruh peserta yang menandakan pengukuhan para peserta sebagai duta literasi keuangan perempuan yang diharapkan dapat menjadi agen literasi keuangan bagi anak, keluarga serta masyarakat di sekitarnya serta mendorong pemanfaatan produk dan layanan jasa keuangan sebagai upaya peningkatan inklusi keuangan. nn


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *