KATAJATIM.COM | SURABAYA – ISYEF gelar diskusi panel, dengan bertemakan, “1 Masjid, 1 Komunitas, 1 Usaha”. Acara tersebut diselenggarakan di Masjid Nuruzzaman Kampus B Unair. Minggu, (26/08) pagi.
Diskusi awal ini pertama kali diadakan di Surabaya, karena menelisik fenomena jumlah banyaknya masjid di Indonesia khususnya di kota Pahlawan ini.
Jika ada peluang banyaknya jumlah masjid ini, maka perlu kita adakan usaha sektor bisnis supaya aktivitas dan potensi masjid bisa digunakan untuk kepentingan masyarakat luas.
Sejalan dengqn teritorial terbesar kedua setelah Jakarta. Nuansa islami lebih kental daripada Jakarta. Sehingga kegiatan islami bisa diperdayakan kegiatan ekonomi.
Ketua ISYEF, M. Atras Mafazi dalam pemaparannya mengatakan, ISYEF (Indonesian Islamic Youth Economic Forum) dibentuk dari semangat anak-anak muda untuk menghidupkan kembali peran masjid seperti di zaman Rasulullah SAW. Di mana ketika itu masjid bukan hanya digunakan untuk kegiatan ibadah semata namun juga menjadi pusat aktivitas sosial dan ekonomi.
“ISYEF ingin memajukan semangat Entrepreneurship yang berbasis masjid, sehingga umat islam dapat makmur dan juga memakmurkan masjid,” tegasnya.
Sementara itu, M. Arief Rosyid Hasan yang selaku Ketua Bidang Kepemudaan Dewan Masjid Indonesia, dalam forumnya mengatakan, Masjid tidak hanya sekedar untuk tempat beribadah, melainkan jadi tempat untuk belajar mengajar.
“Maka, satu masjid tiap-tiap kota, tiap komunitas di masjid itu buatlah warung kopi. Dimana warung kopi nanti bisa dijadikan tempat kita bertukar pikiran, dan sektor ekonominua juga tetap jalan agar hasilnya disisihkan kembali untuk masjid,” tambahnya.
Harapannya ISYEF akan membuat seminar dengan skala yang lebih besar di Surabaya. Nanti akan bekerja sama dengan bank-bank syariah. Dimana seminar itu juga dikemas dengan pelatihan yang bisa rejama dapat kembangkan potensi entepreneurnya.
“Saat ini jumlah remaja masjid pun kian banyak, mari kita bersama-sama menciptakan entepreneur muda guna memperdayakqn pemuda-pemuda yang terlibat dalam aktivitas masjid.” Ujar Ketua Panitia Difa Amalia. (arianto)