KATAJATIM.COM, SURABAYA – Seminar Nasional 2018 dalam memahami siklus finansial perekonomian Indonesia dengan Tema “Indonesia Hebat: Menjawab Tantangan Ekonomi Global” diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya di auditorium Gedung G2 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya.
Acara tersebut dihadiri oleh Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Yohanes Santoso Wibowo, Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Indah Kurnia, Kepala Pewakilan Bank Indonesia Wilayah IV Jawa Timur.
Turut hadir juga Deputi Direktur OJK Regional 4 Jawa Timur Kuswondono, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Ekonomi Universsitas Negeri Surabaya.
Dewasa ini, isu-isu berkaitan dengan kondisi sosial, ekonomi kembali menjadi perhatian publik. Fenomena inlasi yang berdampak pada melemahnya Rupiah terhadap Dollar menjadi salah satu sorotan utama.
Berbagai asumsi muncul dikalangan masyarakat. Bahkan tidak sedikit yang berasumsi bahwa Indonesia akan mengulang kembali sejarah akan terjadi krisis seperti pada tahun 1998.
Sehingga muncul kekhawatiran masyarakat yang disebabkan oleh fenomena tersebut. Sedangkan faktor-faktor yang terjadi pada 1998 tidak sama dengan yang sedang terjadi saat ini.
“Sebagai sosial kontrol masyarakat, kita perlu memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tetap tenang dan cerdas dalam menerima informasi yang ada.
Jangan sampai masyarakat salah memahami sehingga memunculkan rasa kekhawatiran yang over dan berdampak kurang baik pada kondusifitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”. Ucap Cahya Nugeraha dalam sambutan Ketua BEM Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya.
Antusias para civitas akademis muda khususnya mahasiswa dalam mengikuti kegiatan tersebut sangat besar.
Lebih dari 500 audience yang memenuhi auditorium Gedung G2 Fakultas Ekonomi tersebut mengindikasikan bahwa keinginan masyarakat khususnya civitas akademis muda untuk mengetahui apa saja fenomena real yang terjadi saat ini serta tantangan ekonomi global.
Hal tersebut juga ditunjang dengan hadirnya stakeholder yang mumpuni dalam memberikan materi di bidangnya masing-masing.
“Hadirnya para praktisi saat ini, memberi kesempatan rekan-rekan civitas akademis khususnya mahasiswa untuk mengetahui langsung fenomena-fenomena apa saja yang terjadi saat ini.” Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya Dr. Anang Kistyanto, S.Sos., M.Si. dalam sambutan sekaligus membuka acara.
Potensi ekonomi yang dimiliki Indonesia cukup besar. Diantaranya, Indonesia termasuk dalam ekonomi terbesar ke-16 dunia dan satu-satunya negara Asia Tenggara yang masuk G-20, sumber daya alam melimpah, prospek investasi (a.l. ease of doing business dari peringkat 91 ke 72), kepercayaan global (a.l. investment grade dari lembaga pemeringkat dunia).
“Di tengah peningkatan volatilitas di pasar keuangan, secara umum stabilitas makroekonomi domestik masih tetap terjaga. Dengan downside risk yang tinggi, Pemerintah dan otoritas terkait melakukan serangkaian respons kebijakan yang ditujukan untuk menjaga confidence pasar serta memastikan stabilitas perekonomian tetap terjaga.” Tutur Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Y. Santoso Wibowo.
Ketidakseimbangan eksternal (yang juga dialami oleh banyak emerging market) akan meningkatkan risiko perekonomian pada saat terjadi peningkatan volatilitas di pasar keuangan.
Oleh karena itu beberapa hal yang perlu dilakukan adalah mendorong pertumbuhan dan memperbaiki struktur perekonomian.
Bentuk reformasi struktural yang perlu dilakukan antara lain adalah penguatan industri pengolahan, penyediaan infrastruktur, hilirisasi industri pertambangan, ketersediaan sumber pembiayaan jangka panjang.
Sedangkan yang mendorong pertumbuhan melalui dukungan sektor jasa keuangan seperti, insentif untuk industri pengolahan berbasis ekspor, insentif untuk sektor pariwisata, dukungan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur, pendalaman pasar keuangan sebagai sumber pembiayaan jangka panjang. (arianto)