Transparansi Proses Seleksi Bawaslu Sumedang Tidak Jelas

Hukum & kriminal

KATAJATIM.COM | SUMEDANG – Sejumlah peserta memprotes keputusan tim seleksi anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Sumedang, Jabar. Mereka menemukan banyak kejanggalan dari proses dan hasil penyaringan bakal calon yang sudah ditetapkan 3 eksisting (panwas lama) ditambah 2 yang baru.

Para peserta  memprotes hasil keputusan tim seleksi. Pasalnya diduga ada kecurangan dalam proses itu. Padahal mereka menganggap merasa lebih layak lolos.

“Bisa dilihat dari nilai CAT (computer assisted test) yang peringkat 13 dengan nilai 43,00 dan Peringkat peringkat 19 dengan  nilai 32, 00 keduanya kini menjadi bawaslu yang baru,” ucap sumber.

Mereka mengaku heran dengan putusan panitia seleksi.

Para peserta ini juga heran dengan proses seleksi yang dilakukan secara kumulatif, semisal CAT digabungkan dengan psikotes atau wawancara dipaketkan dengan tes kesehatan. Alhasil transparansi penilaian tertutup.

Dimintai tanggapannya anggota Komisi A DPRD Sumedang, H. Dudi Supardi mempertanyakan hasil dari timsel Bawaslu tersebut. Pasalnya seharusnya semua harus berdasarkan rangking teratas. “Nggak bisa atuh harus berdasarkan ranking.

Lamun oge aya nu bermain harus nempatkeun di rangking luhur ti awal, ulah vulgar,” jelas H. Dudi, Jum’at (17/8), melalui WatssApp.

Politisi dari partai amanat nasional tersebut juga mempertanyakan model penentuan anggota yang terpilih. “Harus dipertanyakan bagaimana model penentuan anggota terpilih, dengan dasar data yang ada, apa gunanya rangking yg ada,” katanya.

Ia juga mengkhawatirkan  kinerja Bawaslu Sumedang kedepan. “Saat ini aja sudah memble, saya khawatir kedepan akan lebih parah, pimpinannya yg harus diganti dengan yang lebih bagus,” Paparnya.

Sementara, anggota Komisi A yang lain Zulkipli M. Ridwan, mengatakan seharusnya  timsel Bawaslu harus transparan supaya bersih dari KKN. “Seharusnya betul-betul transparan tim seleksi dan menayangkan seluruh hasil penilaian yang dilakukan peserta testing calon bawaslu biar transparan dan tidak ada permainan yang rasanya akan dilakukan oleh team seleksi,” katanya.

Ia berharap hasil CAT dan lainnya dipublish ke publik supaya semuanya tahu dan tidak ada KKN. “Kalau hanya sesi 1 aja yang dipublis  sangat mungkin permainan dan akal-akalan terjadi untuk meloloskan jagoan yang menjadi titipan atau like in this like nya akan terjadi,” ungkapnya.

Ia menyarankan, kepada semua peserta yang  merasa tidak puas dengan hasil timsel atau merasa didzolimi untuk segera melaporkan ke pihak berwenang. “Saya menyarankan untuk memPTUNkan, lapor ke Omdusman atau kepihak yang berwenang,” pungkasnya.

Hingga berita ini diturunkan  belum ada pernyataan resmi dari Bawaslu.

Red : Arianto


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *