KATAJATIM.COM | AMBON – Dunia pendidikan kembali berduka di Kampus HOTUMESE setelah diterapkannya SUMBANGAN PENDIDIKAN INTERNAL (SPI) dan BADAN LAYANAN UMUM. Pendidikan adalah kunci keberhasilan suatu Bangsa menuju cita-cita kesejahteraan.
Oleh karena itu, sistem pendidikan yang bermutu akan sangat menentukan kemanfaatan ilmu pengetahuan sebagai media untuk memanusiakan manusia.
Pada kenyataannya pendidikan yang seharusnya menjadi kebutuhan pokok yang seharusnya terpenuhi, menjadi sebuah ironi di provinsi Maluku Khususnya salah satu kampus negeri di Bumi Raja_Raja iniyang menjadi kembagaan orang Maluku Yakni Universittas Pattimura Ambon.
Masih banyak permasalahan di masing-masing fakultas maupun jurusan yang berada pada lingkup Universittas pattimura ambon yakni Malasah AKREDITASI. Hal inilah yang seharusnya dituntaskan oleh pihak kampus terutama REKTOR dan Semua civitas akademika malah di abaikan begitu saja.
Saat ini permasalah pendidikan yang seharusnya menjadi salah satu prioritas ternyata masih jauh dari penyelesaian. Yang muncul justru upaya-upaya MELIBERALISASI KAMPUS menjadi sebuah komoditas dagang bukan sebagai perjuangan mencerdaskan Anak Maluku untuk bersaing dengan yang diluar maluku.
Sekarang universitas pattimura ambon sudah menjadi kampus yang beralih status ke Badan Layanan Umum (BLU). Keberalihan status ini akan membuat universittas pattimura menjadi kampus swasta.
Kami dari gerakan mahasiswa unpatti menggugat menolak adanya keberalihan Universittas Pattimura Ambon untuk menjadi satus badan layanan umum. Secara indikator Unpatti ambon belum siap untuk menjadi BLU dikarenakan dari sisi penunjang belum cukup untuk pembiyayaan.
Maka hal inilah unpatti ambon melalui kebijakan REKTOR yang sepihak tanpa mempertanyakan kepada seluruh fakultas-fakultas yang ada di lingkup unpatti ambon, secara tegas kami sebagai mahasiswa merasa dirugikan oleh kebijakan yang diambil sepihak oleh pimpinan universittas yakni REKTOR.
Jangan-jangan kampus Unpatti ambon mau dijadikan sebagai lahan BISNIS UNTUK MENGGARAP MASISWA dan MEMPERKAYA BIROKRASI KAMPUS, menurut (M. TARAS MONY) MAHASISWA UNPATTI AMBON PADA KONFERENSI PERSNYA.
Dari hal ini maka kami dari mahasiswa unpatti menguggat dengan keras TURUNKAN REKTOR UNPATTI AMBON DITENGAH JALAN KARENA GAGAL MEMMPIN UNPATTI 3 TAHUN INI.
Serta menolak dengan keras REKTOR UNPATTI AMBON YAKNI PROF. M. J. SAPTENO. SH. M. HUM. Untuk tidak mencalonkan diri lagi sebagai rektor pada tahun 2019 nanti.
Sejatinya semua orang mempunyai hak untuk menyuarakan penolakan atas ketidakadilan tanpa direpresi atau dibungkam sedikitpun.
Sebagai bentuk penolakan dan pengecaman mahasiswa yang tergabung dalam MAHASISWA UNPATTI MENGGUGAT juga menyampaikan pernyataan sikap sebagai berikut:
1. TURUNKAN REKTOR (PROF. M. J. SAPTENO. SH. M. HUM) DI TENGAH JALAN KARENA GAGAL MEMIMPIN UNPATTI.
2. HENTIKAN WAKIL REKTOR 2 UNPATTI AMBON (DR. TJANTJE TJIBTABUDI. SH. HM) KARENA MENERIMA DAN MENANDATANGANI BADAN LAYAN UMUM
3. BADAN LAYANAN UMUM YANG DITERAPKAN DI UNPATTI MERUPAKAN SUATU KONGSI DAGANG ANTARA PIHAK KETIGA
4. REKTOR GAGAL KARENA SELAMA MASAH JABATNNYA SELAMA 3 TAHUN INI TIDAK MENYELESAIKAN PEMBAGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS SERTA FAKULTAS FKIP.
CJ : M. Taras Mony (Mahasiswa Universitas Pattimura)