KATAJATIM.COM | SURABAYA – Anak berkebutuhan khusus membutuhkan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan potensi dan kemampuan masing-masing siswa.
Menurut pasal 15 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa jenis pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus adalah pendidikan khusus.
Menurut pasal 32 ayat 1 UU Nomor 20 tahun
2003, pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Tunagrahita merupakan salah satu dari kategori anak berkebutuhan khusus. Pendidikan untuk tunagrahita sendiri masih kurang diperhatikan oleh pemerintah karena cenderung fokus terhadap pendidikan
umum, padahal setiap orang berhak untuk mendapatkan pendidikan yang sama meskipun dengan cara yang berbeda.
Pendidikan tunagrahita lebih difokuskan pada perkembangan motorik, misalnya jenis gerak motorik, antara lain gerakan refleks, gerakan termodel, gerakan motorik halus, dan gerakan
motorik kasar.
Pendidikan siswa tunagrahita di SLB Siswa Budhi Surabaya, masih sangat minim dalam hal pemberian materi dan juga variasi sarana dan prasarana olahraga yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran.
Guru menggunakan alat-alat yang sangat sederhana dan kurang menarik, sehingga kurang memaksimalkan perkembangan motorik siswa tunagrahita.
Solusi yang ditawarkan untuk permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan model MODEREN (Motoric Development for Special Children).
MODEREN adalah model pembelajaran menggunakan alat modifikasi yang dapat digunakan dalam permainan pada saat pembelajaran.
MODEREN bertujuan untuk melatih keterampilan motorik kasar siswa tunagrahita, melatih keberanian, serta menjalin interaksi dan kerjasama antar siswa tunagrahita.
MODEREN diterapkan dengan menggunakan metode circuit training. Metode ini dipilih karena diasumsikan mampu meningkatkan keterampilan motorik kasar, meningkatkan motivasi belajar siswa, serta sebagai upaya penanaman pendidikan karakter, yaitu kerjasama.
Pada sirkuit MODEREN, terdapat 7 base, dimana setiap base akan terdapat alat modifikasi dan gerakan yang berbeda. Selain itu, pada setiap base juga terdapat tiga tingkat kesulitan gerak yang berbeda.
Dengan adanya alat modifikasi dan gerakan yang bervariasi, diharapkan dapat menarik perhatian siswa, sehingga motivasi belajar siswa juga meningkat.
Model MODEREN diharapkan dapat memberikan wawasan kepada guru terhadap alternatif variasi materi yang dapat digunakan dalam pembelajaran, selain itu juga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar dari siswa tunagrahita.
Capaian hasil adalah alat dan modul MODEREN telah dibuat dan divalidasi oleh para ahli. Validasi modul dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kelayakan modul MODEREN yang digunakan sebagai panduan dalam melakukan pembelajaran menggunakan model MODEREN.
Hasil dari penerapan MODEREN dalam pembelarajan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) dapat disimpulkan bahwa menggunakan model MODEREN dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar tunagrahita digunakan pada pembelajaran PJOK di SLB Siswa Budhi Surabaya.
Oleh : Kelompok PKM “MODEREN” dari FIK UNESA (salah satu dari 7 tim peserta Pimnas ke-31 Tahun 2018 di Universitas Negeri Yogyakarta pada tanggal 28 Agustus – 02 September 2018)