TANGERANG – Biasanya pertarungan antara dua kalangan yang bersebrangan politik secara emperis selalu kompetitf, apalagi ini jelang perlehatan akbar negeri ini untuk pilihan presiden RI . *Dibaca : menjadi penguasa nomor 1 di republik ini*
Momentum tujuh juta lebih ummat yang membanjiri aksi unjuk rasa super damai 212, saat ini terbukti telah mengkristalisasi terbukti dengan berdirinya wadah ummat islam Persaudaraan Alumni /PA. 212. Peristiwanya melegenda serta mendunia, mudah dikenang sebagai aksi unjuk rasa super damai 212/ 212 yang juga oleh karena turut diwarnai wudhu surprise melalui bonus air langsung dari langit , yakni air hujan gede , yang terasa melegenda sampai detik ini. Peserta datang dari penjuru propinsi bahkan simpatisan luar negeri dengan cost sendiri. Peristiwa sejarah ordinari yang melegenda ini, dipicu oleh sebab tingkah polah Ahok si non muslim yang menista agama islam dengan mengata – ngatai Al Maidah 51
Ironis, walau langkah berat serta malu hati petinggi negeri sampai dengan presiden RI malah ” dipaksa “, berjalan terseok-seok diantara kerumunan jutaan massa menghadiri agenda ini, yang lahir nyata diimami sang Maestro Agung Imam Besar Ummat Islam Republik ini, Habieb Rizieq Sidieqi.
Sejak mendengung rencana akan adanya agenda 212, maka saat pra 212 , sudah muncul langkah bayang – bayang dari plagiator atau para pencontek untuk ala agenda 212 , yang idenya timbul dari komunitas pesaing 212
Plagiator inpirasi 212 hadirkan merk 412. Realita aksi ? Cukup malu ( bila punya rasa malu ), karena massa yang mendapatkan dukungan super dana konglomerat hanya dirintiki oleh warga Jakarta dan sekitarnya , serta dicibiri karena tak sepadan oleh banjir dana – dana .
Pesertanya ? Hanya hitungan jari, tapi diberitakan oleh beberapa stasiun tv diantaranya metro tipu dengan super bohong, dengan estimasi jumlah peserta yang dibesar besarkan serta diledak kedakkan. Faktanya sampai detik inipun 412 tiada wadah organisasi yang terkristalisasi seperti 212 yang melahirkan PA. 212
Apakah kompetisi ala 212 oleh kelompok pecundang 412 dalam masa menuju perhelatan akbar menuju kursi presiden RI ini, akan dilanjutkan dengan mencontek model ijtihad para ulama 212 ? Yang juga tetap dibawah arahan Sang Imam Besar di Aula Menara Peninsula Slipi 27, 28, 29
Jawabannya pasca momentum 27 28 29 Juli 2018 akan ada wujud *Persaingan unjuk rasa model super damai 212 besutan sang maestro ulama RI versus 412 dengan versi ijtihad para ulama islam nusantara* dengan ” proposal pendanaan dan bakal dimodali pesero hight class “ lagi , yang keberpihakannya kepada pihak 412 atau ” dahulu kepada sang aktor penista agama “
Insya Allah , mudah- mudahan ummat tetap marak , terus bangkit, bermodalkan iman kelas tinggi serta dijadikan tradisi perjuangan, yang kemenangannya sudah mulai beruntun serta melegenda , ibarat pertandingan sepak bola, Tim Kesebelasan Ahok Jarot versus Anis Sandi , Kesebelasan Eramas Versus Jarot yang hasil akhir scorenya Persija menang melawan Barca dan PSMS menang melawan Real Madrid. Oleh karena pelatih ummatnya masih dikomandoi Sang Maestro Nan Agung walau nama dari para awak kesebelasannya kemarin seumpama disandang sekalipun bukan oleh tim 212 , akan tetapi oleh tim dengan nama GNPF ULAMA ATAU KORLABI ATAU TPUA ATAU ALIANSI ANAK BANGSA tapi besutannya yakni tetap Sang Maestro Ulama milik Ummat, Pemimpinnya dari Para Ulama lintas organisasi abad ini, yang punya cita cita nan agung tegaknya NKRI ber syar’i
Terbukti dengan munculnya kabar telah berkumpulnya 1000 ulama di Istana Presiden pada tanggal 1 Agustus 2018 , apakah itu wujud Para Ulama Islam Nusantara yang memulai gerakannya untuk muluskan Jokowi sebagai Cawapres / Presiden yang ke- 2 kalinya ?
Sumber : Ichsan (+62 852-6010-3906)
Minggu, (05/08/2018).
Red : Arianto