KataJatim.com – Banyuwangi – Komisi X DPR RI yang menangani bidang ekonomi kreatif melakukan kunjungan kerja spesifik ke Banyuwangi, Selasa (19/3/2019) lalu. Dipimpin Wakil Ketua Komisi X, Reni Marlinawati, rombongan anggota parlemen tersebut ingin mencari masukan untuk pengembangan sektor ekonomi kreatif di Indonesia.
Reni mengatakan, saat ini sektor pariwisata menduduki posisi kedua penyumbang devisa terbesar Indonesia setelah kelapa sawit, mengalahkan minyak dan gas. Itu sebabnya, ekonomi kreatif sebagai penopang sektor pariwisata juga menjadi hal yang sangat penting dan perlu terus dikembangkan.
“Oleh karena itu, kami lakukan kunjungan spesifik ke Banyuwangi yang kita tahu progress ekonomi kreatifnya cukup baik. Saat memutuskan pariwisata sebagai andalan pengembangan daerahnya, kami lihat Banyuwangi juga mendorong sektor ekonomi kreatifnya secara maksimal,” kata Reni saat di Sanggar Genjah Arum Desa Kemiren, Kecamatan Glagah Banyuwangi, Selasa sore (19/3).
Reni mengaku ingin mengetahui strategi pengembangan ekonomi kreatif di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini. “Kami fokus ingin mengetahui budaya ekonomi kreatif di Banyuwangi terkait beberapa hal. Mulai dari infrastruktur, model pendampingan, proses pengajuan hak kekayaan intelektual, hingga strategi pemkab dalam memajukan sektor ini,” ungkap Reni.
Selain itu, imbuh Reni, pihaknya juga ingin menjaring masukan dari para pelaku ekonomi kreatif Banyuwangi sebagai bahan diskusi mereka dalam pengambilan kebijakan di tingkat pusat.
“Saat ini kami tengah menyusun Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang ekonomi kreatif. Jadi kesempatan ini sekaligus kami manfaatkan untuk mendengar aspirasi maupun kendala para pelaku kreatif di tingkat bawah. Apa yang kami dapatkan, akan menjadi bahan perumusan pasal dalam RUU, maupun bahan pengambilan kebijakan bersama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf),” ujar anggota dewan dari fraksi PPP tersebut.
Pada kunjungannya ini, Reni datang bersama 10 orang rombonganya. Selain anggota Komisi X DPR RI, termasuk di dalamnya Direktur Standarisasi dan Regulasi Bekraf, Sabar Tua. Selama sehari penuh, rombongan ini berkeliling mengunjungi sejumlah pelaku kreatif dan UKM, serta tempat-tempat pelayanan publik di Banyuwangi. Mulai dari Lounge pelayanan publik, mal pelayanan publik, hingga Pendopo Kabupaten yang berarsitektur green building.
Sementara itu, Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesra Banyuwangi Suyanto Waspo Tondo yang mendampingi rombongan tersebut menjelaskan, sejak delapan tahun lalu Banyuwangi memutuskan memilih pariwisata sebagai payung pengembangan daerah.
“Kami memilih konsep ekoturisme karena kekuatan kami adalah alam. Untuk mendukung sektor pariwisata, kami juga terus mengembangkan sektor pendukung dan penopang lainnya. Salah satunya, ekonomi kreatif,” kata Yayan, sapaan akrabnya.
Untuk mendorong bidang ekonomi kreatif, pemkab telah melakukan berbagai strategi dan inovasi. Selain rutin memberikan pelatihan, bantuan akses permodalan, dan fasilitasi pengajuan hak kekayaan intelektual, pemkab juga menggagas digital market place ‘Banyuwangi Mal’ untuk memfasilitasi pemasaran produk UKM lokal.
Banyuwangi juga telah menyulap hampir seluruh desanya menjadi smart kampung, yang mendorong pelayanan desa berbasis IT. Saat ini, 172 desa dari total 189 desa telah teraliri fiber optic, dan 1400 titik wi fi gratis telah terpasang di ruang-ruang publik.
“Tak hanya itu, kami juga akan segera meluncurkan co working space di Taman Sayu Wiwit. Semua fasilitas ini sebagai upaya kami memberikan kemudahan kepada para pelaku kreatif, utamanya untuk memasarkan produknya secara online,” pungkas Yayan. (*)