KataJatim.com – Probolinggo – Petani sebagai garda depan ketahanan pangan memiliki peran stratetgis dan selain tidak hanya focus pada peningkatan tata kelola produktivitas padi namun juga perlu pendapatan dan kesejahteraan petani.
Hal tersebut diungkapkan tokoh masyarakat dari kecamatan Krucil kabupaten Probolinggo, Haji Abdullah
Pria yang juga berprofesi sebagai petani serta menjadi pelaku usaha kecil menengah, UMKM yang berdomisili dari desa Betek Kec Krucil ini, selain petani juga berkecimpung di bidang penggilingan dan pengeringan padi.
Menurutnya para pengusaha penggilingan padi di desa-desa, sepengetahuannya mendesak pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar bisa dilibatkan dalam program bansos pangan sehingga kegiatan ekonomi ini merata. Dan dimasa pandemi ini praktis sepi dan penggilingan sepi dampaknya pendapatan di desa.
“Sekarang ini sepi dan kami berharap melalui pemberdayaan pelaku usaha kecil dan menengah sehingga kegiatan ekonomi di desa-desa dapat bergerak dan ada pemerataan di desa, sehingga apa yang menjadi program Bapak presiden Joko widodo terkait pemerataan ekonomi dan membangun dari pinggiran dapat terwujud,” menurut pria berumur 50 tahun ini.
Ketika Tim media mendatangi penggilingan dan pengeringan padi milik H. Abdullah di desa Betek kecamatan Krucil, terlihat minim aktivitas, dan terlihat juga tumpukan gabah dan beras menumpuk.
Disampaikannya, begitu sulitnya untuk menjual hasil penggilingan padi atau beras di tengah pandemi covid-19 ini, sehingga stok menumpuk karena program pangan pemerintah juga berpengaruh kepada hasil jual di desanya.
i
“Selama ini pelaku usaha seperti saya tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah padahal usaha milik saya ijin-ijinnya sudah lengkap, Bahkan saya sudah beberapa kali mendatangi ketua badan usaha milik desa (BUMDES) agar di progrm pemerintah yang melalui kementran sosial yaitu BPNT supaya beras tidak di suplie orang luar daerah namun tidak ada respon sampai sekarang,” tutur pria yang akrab dipanggil Ji Dulllah ini.
Dia minta pemerintah agar memperhatikan para pelaku usaha di desa, agar memberi kesempatan bisa terlibat dalam setiap kebijakan bansos terkait program bantuan pangan hanya di desa saja agar bisa menikmati “kue” dan mau bersaing dengan pemain besar dari luar desanya.
.
Menurut ketua kelompok tani Sinar Terang ini, yang total garapannya hampir 100 hektar, menawarkan harga 8,000-8.500 dan kwalitas nya jauh lebih bagus dari pada beras yang di datangkan oleh pensuplie beras atau dari bulog.
“Kami berharap pemerintah bisa mengakommodir para pelaku usaha kecil menengah untuk bisa terlibat dalam program program bansos seperti BPNT, sehingga ekonomi di desa bisa berputar dan yang sejatinya program ini adalah ditujukan untuk mendongkrak ekonomi desa selain ketahanan pangan di masa pandemic ini, “ pungkasnya. jl-sn