KataJatim.com – Yogjakarta – Presiden Joko Widodo (RI) ke-7 menghadiri peringatan Milad Satu Abad Madrasah Mu’allimin-Mu’allimaat Muhammadiyah di Gedung Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah, Wirobrajan, Kota Yogyakarta, pada Kamis, 6 Desember 2018.
Dalam Peringatan tersebut Presiden Jokowi merasa bangga kepada Muhammadiyah melalui amal usahanya yang tetap konsisten merawat tradisi sebagai rahim tempat lahirnya tokoh yang membawa perubahan pada Indonesia.
Harapan tersebut disampaikan oleh Jokowi Kebanggaan tersebut bukan tanpa alasan, Muhammadiyah dalam kiprahnya untuk bangsa telah banyak menyumbangkan kader-kadernya guna membangun dan membawa Indonesia menuju arah berkemajuan.
“Merupakan kebanggaan turut memperingati kiprah satu abad muallimin mu’allimaat ini. Banyak lahir tokoh besar dari muallimin mu’allimaat,” ungkapnya.
Pembangunan Indonesia telah banyak terbantu dengan adanya Muhammadiyah. Jika pemerintah membangun infrastusktur seperti jalan, Muhammadiyah melalui aksi nyatanya telah banyak membantu peran pemerintah dalam membangun peradaban bangsa.
Selaras dengan pemerintah, pembangunan yang dilakukan oleh Muhammadiyah setidaknya memiliki tujuan yang sama untuk menjaga persatuan dan ukhuwah.
“Harus sambung menyambung agar kesatuan kita utuh. Jika bersatu, kita bisa menjaga persatuan, persaudaraan, ukhuwah,” sambungnya.
Secara khusus Jokowi melihat Mu’alimin dan Mu’allimaat sebagai lembaga pendidikan yang banyak melahirkan tokoh bangsa. Madrasah awal yang didirikan oleh Muhammadiyah ini didalamnya diisi oleh para calon kader penerus kepemimpinan bangsa yang mumpuni dan terseleksi.
Dalam sambutannya di acara tersebut, Kepala Negara memberikan instruksi kepada jajaran terkait untuk membantu pembangunan gedung baru Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah, Yogyakarta, yang menurut informasi proses pekerjaannya akan dimulai pekan depan.
“Sudah saya perintahkan kepada Menteri BUMN agar secepatnya dimulai. Nanti Bu Menteri BUMN perintah lagi ke dirut-dirut BUMN, cepat, cepat, cepat,” kata Presiden.
Banyaknya tokoh besar yang lahir dari Muhammadiyah membuat Presiden menaruh perhatian pada sarana pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah. Presiden juga sempat memberikan komentarnya soal sarana pendidikan yang dikelola oleh Muhammadiyah.
“Saya melihat di buku ini gambar tahun 1929 saja gedungnya sudah gedung yang sangat besar dan megah. Tahun 51, berubah lagi tetapi lebih megah dari yang sebelumnya. Ini yang 2008 juga megah dan modern. Yang nanti sebentar lagi (rencana gedung baru) saya belum lihat gambarnya, tapi sudah ada coret-coretan di sini,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, tokoh Muhammadiyah Buya Syafii Maarif mengatakan bahwa partisipasi dari negara yang membantu pembangunan gedung madrasah maupun kampus merupakan salah satu perwujudan pelaksanaan tugas negara seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945.
“Harus dibaca negara dalam UUD 1945 tugasnya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Jadi kalau negara membantu Muhammadiyah sama saja negara membantu dirinya sendiri,” ujar Buya.
Turut mendampingi Presiden dalam acara ini antara lain, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, dan Menteri BUMN Rini Soemarno. jcks