KATAJATIM.COM | GORONTALO – Bersama dengan anak-anak Provinsi Gorontalo, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise hari ini melakukan Kampanye Bersama Lindungi Anak “Kilau Generasi HIV/AIDS” sekaligus Peringatan Hari Anak Nasional tingkat Kota Gorontalo dan meluncurkan Provinsi Gorontalo menuju Provinsi Layak Anak (PROVILA), Rabu (29/8).
Diawali pembacaan Suara Anak oleh perwakilan Forum Anak Kota Gorontalo, Menteri PPPA bergembira bersama menyanyikan lagu “Raih Mimpi” untuk mengajak anak-anak Indonesia menjadi anak yang Genius (Gesit, Empati, Berani, Unggul, dan Sehat).
Forum Anak Kota Gorontalo menyerukan beberapa hal, diantaranya terkait penyediaan akta kelahiran, fasilitas bagi anak berkebutuhan khusus, perlindungan bagi anak berhadapan dengan hukum, pencegahan kekerasan dan eksploitasi anak, baik di sekolah maupun media sosial, dan menyatakan komitmennya untuk menjadi generasi emas yang bebas HIV/AIDS.
Kampanye bersama untuk melindungi anak-anak dari bahaya HIV/AIDS ini dilakukan karena isu HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus) merupakan masalah besar, yang tidak hanya menjadi masalah kesehatan pribadi tetapi lebih luas menjadi masalah nasional bahkan internasional. Jumlah penderita HIV/AIDS dari tahun ke tahun selalu bertambah, tidak hanya pada orang dewasa namun juga pada usia anak.
AIDS adalah kondisi yang timbul karena rusaknya sistem pertahanan tubuh akibat virus HIV. Per juni 2016, tercatat ada 208.920 penderita HIV di Indonesia berdasarkan data ditjen P2P Kementerian Kesehatan.
Pengidap HIV/AIDS banyak terdapat pada usia produktif antara 20 – 30 tahun. Permasalahan utama yang dihadapi dalam penanganan HIV/AIDS, antara lain sulitnya melakukan upaya pencegahan dini karena tidak semua pengidap mau atau berani memeriksakan dirinya ke lembaga layanan, sementara penularan terus berlangsung dan semakin luas, termasuk di kalangan usia anak, bayi, hingga janin yang masih dalam kandungan juga tertular melalui berbagai media atau vector.
Untuk itu, Menteri Yohana menegaskan negara harus hadir dalam upaya pencegahan dan penanganan anak korban HIV/AIDS dengan melibatkan masyarakat. Dalam UU Perlindungan Anak juga telah disebutkan bahwa anak korban HIV/AIDS termasuk kategori anak yang perlu diberikan perlindungan khusus. Perlindungan khusus bagi anak dengan HIV/AIDS dilakukan melalui upaya pengawasan, pencegahan, pengobatan, perawatan, dan rehabilitasi.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Yohana meluncurkan Provinsi Gorontalo menuju Provinsi Layak Anak, (PROVILA) yang dikoordinasikan oleh Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kemen PPPA. Peluncuran ini ditandai dengan penandatangan deklarasi oleh sejumlah pimpinan pemerintah daerah Provinsi Gorontalo. Ia mengapresiasi komitmen bupati/walikota/gubernur yang berupaya mewujudkan kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo sebagai KLA. Baru Kabupaten Gorontalo yang sudah memperoleh KLA Madya, sedangkan kabupaten/kota lainnya yang belum menginisiasi KLA, sebanyak 4 kabupaten dan 1 kota.
“Untuk mewujudkan PROVILA tentu tidak mudah. PROVILA dapat dicapai jika semua kabupaten/kota di Provinsi ini semuanya menjadi KLA. KLA dapat dicapai jika semua kecamatan menjadi Kecamatan Layak Anak (KELANA), dan juga semua desa dan kelurahan menjadi Desa/Kelurahan Layak Anak (DEKELA). Jika semua kabupaten/kota “berhasil” memenuhi semua hak dan melindungi anak, maka Provinsi Gorontalo bisa menjadi Provinsi Layak Anak (PROVILA). Jika semua Provinsi sudah PROVILA, maka Indonesia Layak Anak (IDOLA) akan terwujud pada 2030,” tambah Menteri Yohana.
Hingga saat ini KLA telah dilakukan oleh 389 kabupaten/kota. Penghargaan KLA 2017 diberikan bagi 126 kabupaten/kota; dan pada 2018 diberikan bagi 177 kabupaten/kota (meningkat 51 kabupaten/kota). Salah satunya adalah Kabupaten Gorontalo yang memperoleh kategori madya pada 2017 dan 2018. “KLA akan berhasil jika semua pemangku kepentingan saling mendukung. Mari berikan yang terbaik bagi 87 juta anak Indonesia!” seru Menteri Yohana.
Di Provinsi Gorontalo, Menteri Yohana sempat mengunjungi Puskesmas Kec. Kota Utara yang merupakan percontohan puskesmas ramah anak di provinsi tersebut. Sejumlah fasilitas disiapkan seperti ruangan dan alat bermain yang dapat digunakan anak-anak ketika tengah menunggu pelayanan kesehatan.
Mengakhiri kunjungan kerjanya di Provinsi Gorontalo, didampingi Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak, Lenny Rosalin, Menteri Yohana disambut meriah oleh masyarakat Desa Patoameme, Kab. Boalemo. Usai bernyanyi lagu jingle Three Ends bersama anak-anak, Menteri Yohana mencanangkan Desa Patoameme sebagai kampung layak anak. Ia mengapresiasi komitmen pemerintah Kab. Boalemo yang telah melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan kampung layak anak. “Perhatikan hak-hak mereka, misalnya akta kelahiran, informasi layak anak, akses pendidikan, lingkungan keluarga yang kondusif, tidak melakukan kekerasan pada anak, beri contoh yang baik kepada anak-anak,” pesan Menteri Yohana. (arianto)