Deputi Gubernur BI ; Tahun 2023 Pertumbuhan Ekonomi Dunia Turun Indonesia Bertahan

Daerah Ekbis Internasional Nasional Trending Now

KataJatim.com – Nusa Dua – Sejarah akan mencatat, bagaimana Indonesia sebagai Presidensi G20 telah bekerja keras, tidak hanya untuk memberikan hospitality yang terbaik bagi tamu-tamu negara, namun juga memberikan ruang dialog bagi negara-negara terbesar di dunia dalam menjaga perekonomian global dari berbagai tantangan yang saat ini mengemuka.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo, mengatakan menuju penghujung tahun 2022, perekonomian global berisiko tumbuh lebih rendah disertai dengan tekanan inflasi tinggi dan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.Pertumbuhan ekonomi global pada 2023 diprakirakan akan menurun dari 2022, dengan risiko resesi yang tinggi di beberapa negara, termasuk AS dan Eropa. Perlambatan ekonomi global dipengaruhi berlanjutnya tensi geopolitik memicu fragmentasi ekonomi, perdagangan dan investasi, serta dampak dari masih berlanjutnya pengetatan kebijakan moneter.

Hal itu Deputi Gubenur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, ungkapkan saat membuka   Flagship Diseminasi Laporan Nusantara serta  Launching Buku Penguatan Struktur Ekonomi Indonesia dan Pariwisata “Inovasi untuk Stabilisasi dan Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan” Jum,at ( 18/11) d Nusa Dua.

Ia menyebutkan,  tekanan inflasi IHK dan inflasi inti global masih tinggi  berlanjutnya gangguan rantai pasokan dan keketatan pasar tenaga kerja terutama di AS dan Eropa. Inflasi di negara maju maupun emerging market meningkat, bahkan inflasi inti berada dalam tren meningkat sehingga mendorong bank sentral di berbagai negara menempuh kebijakan moneter yang lebih agresif.

    Perkembangan terkini menunjukkan kenaikan Fed Fund Rate diprakirakan lebih tinggi dengan siklus yang lebih panjang, mendorong semakin kuatnya mata uang dolar AS dan semakin tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global.Hal ini memberikan tekanan pada aliran investasi portofolio dan tekanan nilai tukar di berbagai negara, termasuk Indonesia.

    Di tengah  dinamika tantangan , perekonomian nasional masih berdaya tahan dan melanjutkan perbaikan.Permintaan domestik membaik ditopang oleh konsumsi swasta  tetap tinggi dan kinerja ekspor tetap positif, dengan semakin membaiknya mobilitas dan aktivitas ekonomi, serta kuatnya keyakinan konsumen, “ Hal ini tercermin pertumbuhan ekonomi triwulan III 2022  mencapai 5,72% (yoy), lebih tinggi dari capaian triwulan sebelumnya sebesar 5,45% (yoy).Perkembangan  baik  juga tercermin pada kinerja berbagai lapangan usaha dan ekonomi seluruh wilayah yang tetap baik, “ terang Dody.

Kebijakan stimulus Pemerintah melalui bantuan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat dari dampak kenaikan inflasi sebagai konsekuensi pengalihan subsidi BBM turut menopang perbaikan perekonomian. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diprakirakan tetap bias ke atas kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5-5,3%.Pada 2023, pertumbuhan ekonomi diprakirakan tetap kuat ditopang oleh permintaan domestik yang solid.

Salah satu yang menjadi perhatian, pada tekanan inflasi yang  meningkat,saat ini ada  penurunan lebih rendah dari prakiraan awal. Pada Oktober 2022, inflasi IHK secara tahunan tercatat 5,71% (yoy), lebih rendah dari prakiraan awal maupun inflasi IHK sebelumnya yang mencapai 5,95% (yoy). Selanjutnya, inflasi kelompok volatile food tercatat lebih rendah dari sebelumnya menjadi 7,19% (yoy),yang dipengaruhi  penurunan harga sejumlah komoditas hortukultura seiring  kondisi pasokan yang cukup.

 “ Hal ini tidak lepas semakin eratnya sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Bank Indonesia, serta berbagai mitra strategis lainnya melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP-TPID) serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)  menurunkan laju inflasi, termasuk mengendalikan dampak  penyesuaian harga BBM. Untuk itu, BI apresiasi kepada  pemangku kebijakan bersamasama menjaga stabilitas harga  mendukung daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi. 

     Meskipun inflasi IHK lebih rendah dari prakiraan awal,Bank Indonesia ( BI )  mencermati masih tingginya ekspektasi inflasi. Inflasi inti tercatat sebesar 3,31% (yoy),lebih tinggi dari bulan sebelumnya sejalan dengan dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM. Berdasarkan perkembangan tersebut, baru saja kemarin Rapat Dewan Gubernur (RDG)  BI  memutuskan  menaikkan suku bunga kebijakan (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 5,25%, “  Keputusan kenaikan suku bunga tersebut merupakan langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3±1% lebih awal yaitu di paruh pertama 2023, “ jelas Dody.

Respons kebijakan ini merupakan refleksi dari komitmen penuh BI  konsisten mengarahkan bauran kebijakan  menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi, “  Kebijakan moneter Bank Indonesia kami arahkan  menjaga stabilitas (pro stability), sedangkan 4 (empat) kebijakan lainnya yaitu makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar keuangan, serta ekonomi keuangan hijau dan inklusif, diarahkan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, “ ujar Dody Budi Waluyo.

Melalui bauran kebijakan Bank Indonesia, dan sinergi erat dengan otoritas dan lembaga terkait, pelaku usaha, termasuk perbankan,BI  meyakini bahwa stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan ke depan tetap terjaga.Karena sebagai fondasi penting bagi pemulihan ekonomi nasional yang kuat, seimbang, dan berkelanjutan.

  Tiga Inovasi BI Jaga Stabilitas & Pertumbuhan Ekonomi

Bank Indonesia  menggarisbawahi 3 (tiga) poin penting inovasi BI menjaga           stabilitas dan mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi, yakni Pertama, pemulihan ekonomi domestik  terus berlangsung tidak terlepas dari perbaikan kondisi makroekonomi secara spasial. Pemulihan ekonomi kewilayahan menjadi salah satu pertimbangan utama dalam proses perumusan kebijakan BI , terus mendukung perbaikan dan menggali potensi ekonomi daerah.

Sejak tahun 2006 BI  rutin merilis publikasi Laporan Nusantara ( LN ) secara triwulanan, merupakan  pandangan Bank Indonesia terhadap dinamika perekonomian dalam perspektif spasial  disarikan dari hasil asesmen dan analisa  komprehensif dari seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah.Diharapkan  Laporan Nusantara  memberikan informasi berharga bagi stakeholders, di tingkat pusat maupun daerah mengenai dinamika terkini,tantangan, dan prospek perekonomian daerah.

 Kedua, BI berkomitmen mendukung perbaikan struktur ekonomi  mewujudkan pertumbuhan kuat dan berkelanjutan, yang  diwujudkan dalam 2 (dua) buku yaitu buku kajian tentang penguatan struktur ekonomi dan pariwisata nasional. Buku berisikan pemikiran mengenai upaya penguatan struktur perekonomian Indonesia melalui transformasi industri manufaktur dalam negeri, “ Buku ini mengurai secara rinci kinerja dan prospek industri manufaktur, termasuk aspek pemulihannya di tengah pandemi COVID-19, serta pemikiran untuk memperkuat industri manufaktur secara kolaboratif menuju Indonesia maju.

 Buku kedua merupakan sebuah catatan perjalanan pariwisata nasional  melewati hantaman pandemi COVID-19 sejak awal 2020. Berbagai upaya  ditempuh untuk kembali pulih,melalui sinergi Sekretariat Bersama Percepatan Pengembangan Pariwisata (Sekber Pariwisata).Buku mengurai pemikiran untuk memperkuat pengembangan pariwisata nasional di tengah munculnya berbagai peluang baru.            Kedua buku ini, buah pemikiran bersama antara BI  dengan Kemenko Maritim dan Investasi, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dengan memperhatikan pandangan industri, serta menjadi wujud komitmen bersama dalam mendukung pencapaian visi Indonesia menjadi negara maju di 2045. Ketiga, dalam flagship event ini BI meluncurkan aplikasi (mobile apps) agar masyarakat semakin mudah mengakses Laporan Nusantara secara berkelanjutan cukup dari gadget. nn


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *