Katajatim – Probolinggo – Beredar klarifikasi sanggahan berbentuk video yang diunggah disalah satu media sosial akun tiktok ,atas viralnya berita media online dengan dugaan warga masyarakat Desa Tegalwatu, Dusun Karangrejo, Kecamatan Tiris yang mengalami pusing dan muntah-muntah setelah makan camilan kripik gadung (mabuk kripik gadung). Video tersebut bertuliskan, “BERITA ANALIS NEWS HOAX dan INI FAKTANYA”. Jum,at 04/10/2024.
Video sanggahan tersebut membuat geram keluarga korban yang diduga mengalami mabuk kripik gadung yang di hidangkan sa’at menghadiri kampanye ZR pada tanggal 01 Oktober 2024. Pasalnya, dengan tersebarnya video sanggahan atau tanggapan bahwa berita dugaan mabuk kripik gadung adalah hoax/bohong. Terkesan Puluhan warga masyarakat yang mengalami pusing dan muntah adalah di buat-buat/bohong, padahal menurut korban dan keluarga korban itu adalah fakta.
Adapun tanggapan, sanggahan atau hak jawab, dalam perspektif undang-undang terdapat pada Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (UU Pers) adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya. Selanjutnya pers wajib melayani hak jawab atau hak koreksi dengan memuatnya di dalam surat kabar atau media yang bersangkutan.
Selanjutnya tim media terus mencari dan menggali informasi prihal dugaan mabuk kripik gadung, untuk memastikan hoax atau fakta, AS keluarga korban menjelaskan bahwa berita itu benar adanya dan bukan hoax, “Ya memang benar adanya puluhan orang yang diduga mabuk kripik gadung, bukan hoax itu, kelaurga saya korbannya, jika hanya satu atau dua orang mungkin bisa di bilang hoax, atau dikira mabuknya mengada-ngada, apa dikira keluarga saya tukang senetron, ini korbannya banyak, seperti mabuk masal. “Ucapnya.
Suami korban yang diduga mabuk kripik gadung, ST menambahkan, “Saya pulang kerja kaget, keluarga saya sudah tergeletak semua dengan kondisi kepala di ikat, setelah saya tanya ternyata katanya istri mabuk gadung. Waktu itu memang saya sempat kesal, dan saya sudah kebingungan, saya cari obat, bahkan saya sampai ngikutin kata orang kuno. suruh keluar masuk pagar. bukan hanya istri dan keluarga saya yang mabuk, tetangga saya juga banyak yang mabuk.Tapi, Alhamdulillah sekarang sudah sehat semua. “Imbuhnya sembari menyebutkan nama-nama yang diduga mabuk kripik gadung tersebut.
Menanggapi hal tersebut, membuat, SM warga setempat buka suara, “Mohon maaf sebelumnya, ini buka soal politiknya, tapi ini masalah kemanusiaan, rasa tanggung jawabnya terhadap Korban, apalagi sama tetangga. Misalnya, saya mengumpulkan atau mengundang orang untuk berkumpul di rumah saya. Lalu saya kasih makanan, terus pulangnya Mereka semua mengalami keracunan atau mabuk padahal saya tidak tau makanan itu mengandung apa. Seandainya mereka memang keracunan atau mabuk karena makanan yang saya hidangkan. Apakah saya akan diam, sementara mereka keracunan atau mabuk se-pulangnya dari rumah saya. Yang jelas saya harus bertanggung jawab karena meraka di undang saya. Minimal saya datangi rumahnya tanya kondisinya dan minta maaf, walaupun saya tidak ngasih apa-apa, karena kajadian itu tidak terduga/ tanpa sengaja. “Pungkasnya. (Tim)